Sebagai salah satu bentuk pengembangan koleksi dan literasi untuk menunjang pemustaka di Perpustakaan STAIT Yogyakarta, Perpustakaan STAIT Yogyakarta melakukan kerjasama dengan instansi lain dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerjasama ini telah berlangsung kurang lebih selama 2 tahun.
Salah satu wujud kerjasama Perpustakaan STAIT Yogyakarta dengan Dinas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu keikutsertaan menjadi anggota Sistem Perpustakaan Terpadu Jogja Library for All (Sepatu Jolifa) yang masuk dalam daftar top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2019, yaitu kompetisi yang diadakan oleh Kementerian Pendayaguanaan Aparatur Negara dan Reformasi. Pada hari Selasa, 25 Juli 2023 dilakukan Rapat Koordinasi Tim Pelaksana dan PIC Sistem Perpustakaan Terpadu Jogja Library for All (Sepatu Jolifa) di Ruang Video Conference Digital Library Universitas Negeri Yogyakarta.
Peserta dalam acara ini yakni TIM PIC dari 43 Perpustakaan Anggota Jogja Library for All yang terdiri dari berbagai jenis perpustakaan seperti Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Khusus dan Perpustakaan Kabupaten/Kota. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Perpustakaan dilanjutkan sambutan dari Prof. Dr. Drs. Sulis Triyono selaku Kepala Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta yang siap mendukung penuh program Jogja Library for All. Dilanjutkan sambutan dari Ibu Dewi Ambarwati.S.Sos,M.AP selaku Kepala Balai Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai informasi dan perkembangan Jogja Library for All.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian inti rapat koordinasi oleh Ibu Novy Diana Fauzie, MA. tentang pentingnya “Upaya Promosi Sepatu Joliga/JLA” agar diketahui oleh masyarakat. Tujuan Jogja Library for All (JLA) yakni silang layan antar perpustakaan sehingga pemustaka pada instansi yang telah bergabung menjadi anggota JLA bisa berkunjung dan mengakses layanan di perpustakaan anggota lainnya secara gratis. Para PIC memiliki peran penting untuk mengawal dan mempromosikan program JLA dan butuh kreativitas untuk mempromosikannya. Diskusi antar peserta rapatpun terjalin, yakni mengenai ide dan strategi promosi JLA kepada civitas akademika di instansi masing-masing perpustakaan, permasalahan serta langkah perbaikan untuk program JLA. Mulai dari meng-update profil masing-masing perpustakaan di website JLA, mencetak instrumen promosi JLA di kampus, hingga promosi di media sosial.
Semoga dengan adanya kegiatan ini, program “Sepatu Jolifa” bisa lebih dikenal dan memberikan manfaat dan kemudahan bagi para pemustaka Perpustakaan STAI Terpadu Yogyakarta maupun pemustaka dari Perpustakaan-Perpustakaan yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.